NASIB kehidupan ANAK KOST-kosan Elite
“ Mulai bulan depan Benk-benk, sudah tidak kost lagi sama
saya, kalau kamu mau join sama saya silahkan” tiada angin tiada hujan tiba-tiba
ucapa manager saya Ketika kami sedang di
Kantor, saya tidak menjawabnya hanya meneruskan mengetik kerjaan saya,
“hm . . . nantilah
akan saya pikir-pikir dulu” jawab saya sambil senyum penuh tanda Tanya, karena saya sangat menghormati manager saya itu, meskipun beliau non muslim namun berani di adu soal tentang pemahaman agama islam, beliau juga menghormati waktu sholat/ibadah orang muslim, Aku
berpikir sangat ingin jika aku kost berdua dengan Beliau, mungkin saya bisa banyak belajar hidup darinya, memang dari dulu juga aku ingin
kost berdua dengan Riki (teman satu gedung, beda perusahaan) tetangga kost saya waktu dulu, tapi selalu gagal karena saya masih berpikir panjang karena
dia anak yang suka bergadang sampai larut malam, sangat berlawanan denganku yang jarang sekali
bergadang, namun jika saya kost dengan
menejer/manager saya ini wah sedikit bingung juga soalnya saya kerja kadang pulang di atas
jam 10 malam, dan jam-jam segitu sangat susah kendaraan umum (angkot), karena kendaraan
umum hanya beroprasi sampai jam 8 malam saja, meskipun kadang juga ada sampai jam 9/10 malam akan tetapi itu sangat jarang
sekali, itulah yang membuat saya selalu berpikir ulang apabila akan pindah
Kost ke tempat yang lumayan jauh,
Memang selama ini sudah 6 bulan saya selalu kost sendirian,
apalagi kosan saya yang sekarang ini kebanyakan di tempati oleh wanita, dari
semua 33 kamar kost hanya di huni 4 orang lelaki, termasuk saya, selebihnya
wanita. Sampai sekarang pun saya tidak ada yang kenal dengan tetangga kost, namun hanya satu yang membuat aku mempertahankan kost di sini, yaitu sangat dekat ke tempat
kerja, dan dapat di tempuh dengan jalan kaki hanya 4 menit, meskipun ibu yang punya Kost sangan
perhitungan, pelit, banyak aturan, banyak juga larangannya, hingga pada suatu malam
depan kamarku ada seorang wanita cantik sedang duduk di sofa depan kamar
kostku, “mas” sapanya ramah, saya tidak manjawab apa-apa hanya tersenyum ikhlas
dan masuk kamarku.
“wah siapa ya dia?? Apakah penghuni kamar sebelah jost ku
yang sudah lama kosong!” guman hatiku. Karena waktu sudah terlalu larut sayapun
langsung tidur. Ketika saya terlelap tidur, tiba-tiba dia memanggil saya dari
jendela “ mas, mas, mas,” panggilnya,
aku terbangun tanpa berkata apapun aku tau pasti dia minta di bukakan
pintu utama kosan karena pintu utama selalu di kunci, tanpa berbicara apapun
saya segera ke ruang tamu depan dan membukakan pintu utama.
“makasih banget Mas, makasih ya” ucapnya dengan tersenyum
yang ramah, “ oh gapapa sama-sama, mba lain kali kalo keluar malam, dan pintu
sudah dikunci, lewat belakang aja itu tidak di kunci 24 jam kok” ucapku dengan
senyuman yang sedikit terpaksa, lalu aku kembali kekamarku, begitupun dengan
dia.
Setiap pagi selalu ku lihat dia lewat depan kosanku, aku
selalu melihatnya melalui jendela, aku
tidak mengakui kalau ini adalah cinta tapi aku hanya mengaguminya saja, dia
sangat cantik dan ramah itu saja cukup untuk kujadikan alasan mengapa aku
selalu meliriknya tiap pagi, setiap dia melewati kamar kost ku, hingga suatu
saat ada Ferry tetangga kost ku yang baru, si Ferry bekerja di salasatu Bank
swasta terkemuka, kebetulan dia satu gedung sama ferry, dari situlah saya
dikenalkan sama Ferry, dan dari situlah ku tau Namanya Ranti, dan sejak itu
kami bertiga selalu ngumpul tiap malam di kamar Ferry, hamper tiap malam kami selalu mengobrol
bebas, yah biasa anak perantauan yang sama-sama tidak kenal latar belakang
masing-masing. Kami mulai mengobrol mulai dari pengalaman masa lalu yang manis
asem asin dan pahit, kadang kamipun mengobrolkan tempat kerjaan, cinta, dan
apapun pasti kami bahas bai itu dengnan serius ataupun dengan gurau yang kadang
saling memojokan, kadang kami jalan-jaln ke Mall bertiga tiap malam kami selalu
ngumpul tetapi tidak untuk malam sabtu,malam minggu dan malam senin, karna 3
malam weekend itu Ranti pulang ke Bogor, Dan Ferry puang ke rumah kakanya di
Kebon jeruk, untuk mengurangi rasa jenuh aku selalu meminjam TV punya si ferry.
Hingga satu malam sabtu aku lupa membawa HP di lokerku,
sampai Ferry menelponku untuk menawariku Tv , aku lupa saking sibuknya, “
adduh, aku lupa kalo ini malam sabtu” tiba-tiba kata itu terlontar dari mulutku
ketika aku mengambil Hpku dari loker.
“emang kenaa Rid kalo malam Minggu?” timbrung Menejerku
tiba-tiba dia didepanku, entah dari mana dia datang? Meng introgasiku seakan
penasaran ataukah curiga, ah entahlah.
“a, o hm, ini pak biasanya kalo malam Minggu tetangga saya
mudik, dan dia kembali senin pagi, berhubung saya tidak punya TV jadi saya
selalu meminjam Tvnya, td Hp saya disimpan di loker jd tidak bisa angkat
telponya”
“o . . . kamu sih di ajak ke kosan saya gak mau”
“kapan Anda ngajak saya?” Tanya saya mengingat-ingat kapan
menejer saya ngajak ke kosannya
“ ya udah malam ini saja gimana?’ tantangnya,
”hm . . .” aku tidak menjawabnya hanya berlalu begitu saja.
Dan sepulang kerjapun dengan sendirinya aku tiba-tiba saja
ingin tau ke kosannya, akupun meminta ajan untuk ke kosannnya.
Setelah 3x aku menginap di kosannya wah lumayan juga enak
nyaman,apalagi ada fasilitas Tv LCD dan Dvd driver, wah pokonya lengkap tapi aku belum minat
untuk pindah kosan.
Menurut saya menejer saya itu orangnya gak mau ribet, apa
adanya simple dan baik (if god willing).
Ketika aku sedang tidur di kosanku tiba-tiba panjaga kosan
tempat saya kost mengetuk-ketuk pintu kamar kost ku “farid, farid” dia
memanggil, dan terus mengetuk kamar kosku, karena aku sangat ngantuk dan sering
kali ini terjadi, ya penjaga kost selalu saja mengetuk, memangil anak-anak kost
karena anak kost selalu saja bermasalah, ditambah lagi para pemuda daerah
selalu mencurigai anak kost lelaki yang katanya suka keluar masuk kosat se
enaknya tengah malam sekalipun. Padahal setahu saya anak kost yang lelaki
jarang keluar masuk kami hanya pulang kerja malam, dan langsung tidur,atau
melakukan aktivitas di dalam kamar masing-masing. Karena yangn sesungguhnya
Lelaki yang keluar masuk adalah tamu untuk anak kost Wanita, tapi bagai manapun
tetap saja kami sebagai Lelaki yang menempati kost yang kebnyakannya Wanita
yang selalu jadi sasaran, di tambah lagi ibu kost yang selalu perhitungan,
membatasi listrik dan mengungkit-ungkit kalo anak leleki itu jorok, boros dan
suka pindah-pindah kost, dan begitu banyak aturan sungguh membuat saya tidak betah tinggal di
kosan ini. Terlebih lagi kalau telat sehari saja bayar uang kost wadduh bisa di
denda bahkan bisa di usir, memang selama 6 bulan saya kost, saya belum pernah bermaslah dengan ibu kost maupun penjaga
kost, tapi dengar-dengar kata penjaga kost ibu dan bapak yang punya kost sayang
banget sama saya dan suka memuji-muji saya entahlah saya juga tidak tau ini
beneran apa hanya penjaga kost aja yang ngarang?
Ah pokonya bikin gak betah banget deh, untung aja saya punya
tetangga kost Ranty, dan Ferry, jadi kadang kami share, dan bercanda jadi gak
terlalu bête en strest, sebulan setelah
saya maen dan nginap di kost nnya menejer saya waktu lalu saya memutuskan akan
joint kost saja dengan menejer saya itu sebulan yang lalu beliau menawari saya
untuk joint dengannya.
Meskipun saya sudah mantap akan pindah kost bulan depan,
namun saya belum berani untuk bilang sama penjaga kost saya yang sekarang,
karena saya juga belum bilang sama menejer saya, ketika di kesempatan saya
sedang di office kabatulan pak menejer ada di sana “pak mulai bulan depan boleh
gak saya joint kost sama Anda?” ucap saya mengawali pembicaraan,
“hah? Oh, boleh ya gakpapa” jawab beliau dengan nada cuex,
“okelah saya akan bilang sama ibu kost saya kalo bulan depan
saya mau pindah” ucap saya dan saya pun berlalu ke Floor untuk kembali bekerja.
Paginya saya langsung
mengabari ibu kost kalau saya bulan depan akan pindah kost, lalu ibu kost langsung antisipasi mencari orang yang akan
mengisi kost tempat saya, sore hari nya ibu kost mengabari saya kalau bulan
depan akan ada yang akan menggantikan/menempati kost saya ini, jadi mau gak mau
saya harus pindah awal bulan depan. Wadduh semangat sekali ibu kost baru saya
informasikan kemarin, eh ssekarang sudah mendapat calon kandidat penerus kosan
saya padahal saya masih menempati kosan ini 19 hari lagi, he heh heh “ hati
saya berguman!
11 hari kemudian ketika saya baru datang ke tempat kerja
tiba-tiba menejer saya memanggil saya ke ruangannya, wah ada apa yah?? “ini
buku kamu yang ketinggalan di kamar saya waktu kamu nginep” ucapnya sambil
mengasih buku saya yang sengaja saya tinggalin di kamar kostnya menejer saya,
“gak apa-apalah kan saya mau pindah kost dengan anda” ucap
dalam hati saya tapi saya tidak berkata seperti itu, “oh terima kasih pak, ini
buku sedang say abaca” sambil saya terima buku saya itu dan tersenyum dengan
penuh tanda Tanya??
“begini ya, sebelumnya saya minta maaf, bukannya saya tidak
mau kamu bergabung dengan saya satu kamar, akan tetapi saya tidak enak sama
perusahaan karena saya kost di bayarin sama perusahaan, dan saya juga gak enak
sama anak-anak takutnya da yang iri atau ngomong yang enggak-engak say saya.
Dengan senyuman yang sangat terpaksa saya hanya menjawab “
Masalahnya bukan karena saya tidak jadi kost sama menejer
saya, tapi saya sudah tidak punya tempat lagi awal bulan depan, karena belum
dapat tempat kost baru, dan pulang kerja saya
mencari kosan baru buat bulan depan (4hari lagi), saya terus dan terus mencari kosan setiap
pulang kerja, kebetulan siFerry (tetangga kost ku) juga mau pindahan kost tapi
belum dapat kosan yang baru, kadang dia ikut juga mencari kosan yang cocok dan
sesuai, tapi tetap saja belum juga dapat yang cocok pas dengan keinginan, saya
sebenarnya tidak muluk-muluk hanya ingin dapat kosan yang tenang, tetangga kos
yang bersosialisasi, tempatnya enak nyaman dan yang terpenting dekat ke tempat
kerja.
Dan alhamdulillah setekah beberapa hari keliling mencari kosan kesana kemari, akhirnya sayapun mendapatkan Kost yang
sangat saya impikan dimana orang-orangnya sangat bersahaja, okelah gaul dikit.
Bersambung aja ya . . . .
Komentar
Posting Komentar