bencana Hari Valentine

Harusnya saya tidak datang ke tempat itu . . . . .  Namun entah mengapa di setiap kesempatan, Saya selalu datang dan pergi ke tempat itu??
Tempat dimana kami bertemu untuk yeng kedua kalinya, tempat dimana kami berkenalan dan awal dari segalanya, awal dari Lembaran kisah Luka-luka Hati Dalam penantian tanpa akhir.
Tempat dimana kami bertemu, dan berpisah tanpa ada perjanjian akan pertemuan, ya . . tidak ada perjanjian apapun namun ku merasa ada Isyarat  kami akan berjumpa, karena aku sangat berharap banyak padanya.
Padahal kita seakan telah berjanji berjumpa untuk berpisah selamanya dan tidak ada harapan apapun yang tergantung,  keramaian itu telah berbisik padaku  dia hanya ingin berkenalan tidak lebih,  angin malampun selalu mengingatkanku bahwa aku jangan terlalu berharap karena harapan itu kosong. Namun akunya saja yang berlebihan.
Berhari-hari aku menunggunya, mencarinya. Dulu dia datang dengan tiba-tiba lalu memahat hatiku dengan ke anggunannya dan dia berlalu begitu saja. Dia pergi tanpa pesan, tanpa pamit dan tanpa jejak.
Tak terpikir olehku untuk mengenalnya lebih jauh, aku telalu bahagia dengan dekat dengannya sampai kulupakan kesempatan dan peluang itu.
Meskipun dia yang pertama kali mengajaku berkenalan tapi mungkinkah dia hanya ingin berkenalan tidak lebih, ataukah memang wanita selalu jual mahal dengan topeng wanita masak maju duluan!!! Atau mungkinkah aku hanyalah setetes air dari lautan bila di bandingkan dengan orang-orang yang dia kenal.
Aku selalu merasa akan berjumpa dengannya, dimana?? Dalam mimpikah, atau memang aku yang hanya berani memimpikannya??   Tidak, aku tudak mau bertemu dengannya jika hanya dalam mimpi saja,  seakan dia memberiku sesuatu yang tak pernah aku dapatkan dari siapapun sampai saat ini aku hanya mengharapnya!
Ku harap dia akan menemuiku dan bersahabat dengan hatiku!
       Aku telah berjanji pada diriku untuk tidak akan lagi mengharapkannya, tidak akn pula kau menungginya, biarlah dia berbahagia dengan Lelaki pilihan hati dan Keluarganya,  karena aku sadar siapa diriku, aku bukan siapa-siapa bagunya, aku hanyalah teman Curhatnya dalam Dunia maya, meskipun sempat Kopi daratan beberapa kali di Caffee-Caffee,  mungkin aku adalah masalah baginnya yang sempat mengisi kekosongan hatinya sesaat.
Beberapa hari berlalu, aku tidak tau apakah aku benar ikhlas melepasnya? Ya,  emoga sajaj aku juga akan mendapatkan seseorang penggantinya yang lebih Indah baik dan cantik darinya, meskipun sesungguhnya hatiku belum ikhlas sepenuhnya untuk melepasnya, dan menghapus pahatan Nama dan wajahnya yang sempat terukir indah di hati ini,
Aku tidak ingin menjadi Orang gila yang hanya mampu berada di alam mimpi yang tak nyata, hingga mentari menertawakanku.
Sampai saat ini mugkin dialah yang terbaik untuku, untuk kehidupanku, namun . . . . kuharap suatu saat aku akan menemukan penggantinya.
Ku harap keputusannya adlah yang terbaik untuk kamibersama. Selamat jaan dan selamat menempuh hidup baru,semoga kkita tidak akn bertemu lagi walau dalam mimpi ataupun lamunanku. Meskipun hati tak bisa di pungkiri, meskipun sudah skian lama aku berpisah dengannya,  sat dia terakhir kali menemuiku tanpa da sepatah katapun yang keluar dari bibirnhya,  hanya senyuman yang nyata, yang mebuatku bertanya-tanya  apakah itu senyuman perpisahan selamanya yang sangat menyakitkanku, akan tetapi kulihat senyuman itu senyuman yang sangat membahagiakan baginya, dia begitu ikhlas menyunggingkan senyumannya, dengan panuh rasa sakit akupun hanya membalasnya dengan senyuman pula, mudah sekali dia meninggalkanku denga alasan inilah keputusan yang terbaik untuk kami, setelah membelenggu hatiku dengan kenangan yang sangat indah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama Nama Bulan Dalam Agama Islam

“Abdi” Bahasa Sunda ( Warga Negara )

Cerita Dewasa Aku dan ibu kost ( life stories )