Mudik Lebaran-tradisi-Rakyat indonesia-pulang kampung-berbagi


Ass . . Kak Rajh met Lebaran ya, gimana Lebaran ini kak Rath Mudik Lebaran??. Ah bagi saya itu tidak terlalu penting, karena pasti hanya kumpul-kumpul bersama  keluarga, saudara, dan mungkin teman-teman sekampung (old Friends),  dari dahulu saya memang sangat menanti-nantikan Suasana Lebaran (idul fitri) karena saya bisa bertemu dengan kak Rath, bapak mu (Om Ramdhan), karena tiap ketemu pasti Om Ramadhan selalu memberiku sebuah Buku bagus dan pasti aku suka bukunya, He he eh ngarep dikit boleh dong!

Sebenarnya  moment yang sangat saya impikan saat Idul fitri adalah saat dimana saya akan bertemu dengan teman sekampung, lalu kami akan berbagi  cerita/pengalaman hidup di perantauan, dan pengalaman berharga lainnya yang mungkin tidak pernah di temukan selama di kampung halaman,  dengan begitu orang-orang yang selalu hidup di kampung akan termotivasi untuk mencoba merantau, mengejar cita dan asa, “memang di kampung juga Lapangan kerja tidak kekurangan, namun akan tetapi jika terus di kampung hidup kita tidak akan ada kemajuan” kata-kata itu pernah terlontar dari mulut seorang teman saya tahun 2003/9 Tahun yang lalu,  memang di kampung halaman saya, jarang sekali orang yang merantau  bisa di hitung dengan jari, dulu  kebanyakan para penduduk kampung halaman saya lebih memilih hidup di kampung halaman dengan pas-pasan, dan yang sekolah menengahpun sangat jarang, jadi mereka lebih memilih aman saja. tidak seperti sekarang yang sekolahan swasta dan Negripun berdiri dimana-mana, itu adalah nilai plus bagi kampung Halaman saya dan sekitarnya.
Kak Rath tau sendiri kan Biasanya setiap akhir Ramadhan/pekan mudik, anak-anak yang baru mudik meneraktir anak-anak kampung, dulu kak Rath juga pernah mentraktir aku dengan acara memasak (ngaliweut) dan bakar ikan/ayam bersama teman-teman kak Rath dari Jakarta, sebenarnya saya ingin mengajak teman-teman se kampung saya tapi mereka tidak mau, ya memang sya tidak punya seseorang yang mau ku ajak berbagi dalam kehidupan saya ketika saya berbahagia apalagi ketika saat saya berduka/sedih.  Padahal saya sanga suka ngumpul dan tukar cerita dan apapun sampai waktu sahur sama teman sekampungku, atau sampai ngantuk mulai menyerang kami,   namun moment/suasana penting seperti itu sudak tidak ada sekarang di kampung halamanku, ya  sekitar  6 Tahun yang lalu, semenjak ke egoisan mulai menyerang orang kampungku dan para pemudik, semenjak Teknologi menjadi Virus yang mematikan kebersamaan, kekompakan dan ke harmonisan kampung. Yah memang benar Teckhnologi mendekatkan orang jauh, dan menjauhkan orang dekat, kadang jika hari-hari libur biasa saya pulang kampung saya hanya diam di rumah bersama keluarga, dan jalan-jalan saja bersama keponakan saya membawa motor, atau kaliling daerah kampung sendirian.

Mungkin kak rath tidak tau kalau Sekarang beberapa tahun yang lalu setiap  menjelang Lebaran suasana ke akraban kekompakan dan kebersamaan sudah pudar, itu hanyalah masa lalu, itu semua sudah tidak berlaku,  mereka yang  mudik yang sudah di kampung halaman diam di rumah bersama keluarganya masing-masing, menghabiskan waktu mudik bersama keluarganya, bersama teman-teman kerjanya/di perantauannya karena jarak sudah bukan lagi masalah,  kami hanya bertemu di Masjid saat sholat Ied, atau ketika di jalan itupun hanya salaman senyuman tegur sapa secukupnya dan kembali ke aktifitaasnya masing-masing, atau kadang bertemu di Pemakaman umum ketika  sedang Berziarah ke makam orangtua, saudara (karuhun),  suasana Lebaran sudah tidak lagi terasa di era Milenium ini, suasana  lebaran tidak ada bedanya dengan pulang kampung biasa, hanya saja  waktu agak lama, macet di perjalanan sangat lama/panjang, dan mungkin makanan khas kalau ada! Selebihnya No think,  apalagi dengan saya yang bekerja di daerah Bintaro, dan berkampung Halaman di daerah Bandung Barat. Yang kapan saja mau pulang kampung bisa di dugdag (pulang-pergi seharian).

Makanya di Hari raya idul fitri ini, ketika atasan di tempat saya mengumumkan bahwa Hari raya tetap buka (hanya saja  mulai jam 12:00/13:00 sampai selesai) saya tidak kaget meskipun dalam hati kecil saya ingin mudik lebaran,  toh saya bisa pulang kapan saja, dan saya sudah sering pulang sebelumnya juga!jaman sekarang meskipun jauh kita bisa membeir uang dengan hitungan detik ke orang tua/saudara, atau kita juga bisa berkomunikasi kapanpun kita mau! Doapun bisa di kirim kapan saja melalui malaikat ataupun Tuhan/Alloh. (transfer)

Namun Hari Raya idul Fitri semakin berharga bagi saya, karena Hari Raya Idul fitri adalah Hari Wafatnya Ayahanda saya yang tercinta, dan setiap Hari Raya idul fitri kami sekekluarga selalu kumpul, memanjatkan Doa bersama Untuk keluarga kami yang sudah terlebih dahulu pulang ke Rahmatullah, dan akhirnya sayapun mudik H+3 sampai H+5, dengan menaiki angkutan umum yang di tempuh perjalanan sekitar 2/3jam tanpa macet dan ngetem kendaraannya. Tentu saja saya pulang kerja Dari bintaro langsung ke Ciputat dengan di antarkn Naik sepedah motor oleh Rekan kerja saya, lalu saya Naik Koantas bima ke Kampung Rambutan dan turun di Pasar Rebo/jalan Baru Naik bis jurusan Purwakarta, naik angkot dan di jemput naik Motor oleh teman lama saya di kampung halaman kak rath masih inget dia kan yang sering aku ceritakan, oh iya  kak saya sampai ke Rumah orang tua saya sekitar jam 20:30 setelah sebelumnya saya sholat dulu di perjalanan.

Tempat paforit di tempat/daerah saya adalah Bendungan/Waduk PLTA Cirata, yang paling banyak di kunjungi ketika akhir pekan, dan Hollyday lainnya, apalagi saat Tahun Baru, dulu kami sering ngumpul bareng rame-rame sekampung di Bendungan PLTA cirata ini, setiap minggu pagi dan Jumat Sore (lari), kenapa saya bercerita pada kak Rath orang yang sering berkunjung ke tempat ini, aneh ya??? tapi sayang sekali kak, teman-teman sekampungku sudah pada Nikah, kak rath juga sudah Nikah.  meskipun usia mereka sangat muda/jauh di bawah usiaku, tapi mereka sudah pada menikah dan bahkan ada yang sudah punya anak. Kok bisa ya mereka menikah dengan gampangnya, padahal mereka masih pengangguran/belum punya penghasilan.  Itulah hebatnya hidup di kampung, cepat menikah.

Ngomong-ngomong Cepat menikah ada yang tersinggung nieh!! He he

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama Nama Bulan Dalam Agama Islam

“Abdi” Bahasa Sunda ( Warga Negara )

Kost kosan, kontrakan Murah daerah Bintaro