tentang puasa hukum syarat dan ketentaunnya PUASA dari kitab karangan ulama Syeh Arsyad Albanjari
Puasa itu adalah mengekar/ menahan dari perkara atau
perbuatan yang dapat membatalkan, dengan Niat yang tentu di waktunya seluruh
siang hari.
SYARAT WAJIB PUASA
Syarat wajib puasa adalah orang yang
diwajibkan menunaikan ibadah puasa sepenuh bulan Ramadha/Bulan puasa, apabila
Orang yang diluar syarat di Bawah ini maka tidak diwajibkan Berpuasa.
1.
Beragama
Islam.
2.
Baligh,(
menurut agama Islam Baligh itu adalah laki-laki & perempuan yang usianya di
atas 15 tahun, atau pernah mimpi bersetubuh (mimpi basah) atau pernah mastrubasi,
atau Haid meskipun berusia 9 tahun perempuan.
3.
Berakal,
maka tidak diwajibkan Berpuasa kepada Orang yang tidak berakal/tidak waras,
sakalor
4.
Kuat
untuk berpuasa, apabila sakit dan tdak kuat puasa maka di pebolehkan Tidak
berpuasa ( dengan syarat jangan terang-terangan, dan wajib di Qodho/ganti di
Bulan berikutnya, sebelum masuk Ramadhan lagi) bagi ibu yang mengandung atau
menyusui juga di perbolehkan untuk tidak berpuasa.
KEWAJIBAN
BAGI ORANG YANG BERPUASA
1.
Berniat
di malam hari (dari adzan Magrib s/d waktu Imsak)
2.
Menjauhi/
menahan akan makan dan minum.
3.
Menjauhi
jima’ (bersetubuh halal) ketika sianghari(pada saat waktu beruasa.
4.
Mancegah
atau menjauhi hal-hal yang bias memancing akan muntah.
10 HAL-HAL YANG DAPAT
MEMBATALKAN PUASA
1. Makan atau minum pada waktu berpuasa
(siang hari)
2. Memasukan sesuatu/benda ke dalam
lubang yang nebusnya ke perut.
3. Memasukan sesuatu ke Lubang kemaluan
depan ataupun Lubang anus.
4. Sengaja muntah, atau melakukan yang
membuat bias muntah.
5. Berhubungan suami isteri pada saat
sedang berpuasa.
6. Mastrubasi (sengaja mengeluarkan
sperma dengan alasan/cara apapun, seperti melihat, menyentuh yang dapat memicu
Nafsu/sahwat.
7. Haid (dating bulan bagi wanita)
apabila sedang puasa maka batal puasanya dan wajib dig anti Bulan berikutnya.
8. Nifas (haid yang lebih dari 15 hari
maka itu adalah niFas.
9. Melahirkan.
10.
Muratad
(dengan ucapan, isyarat, niat/hati, dll)
SUNAH DALAM PUASA
Sunah adalah pahala tambahan dan menyempurnakan dalam Ibadah, sunah akan
di beri pahala apabila dikerjakan/ dilakukan. Dan tidak dosa (disiksa) apabila
ditinggalkan/tidak dilakukan.
1.
Cepat-cepa
berbuka puasa apabila sudah yakin Adzan Magrib (masuk waktu Magrib) suruf
matahari.
2.
Mengakhir-akhir
makan sahur (mendekati waktu Imsak)
3.
Menjauhi
ucapan bohong, dan yang tidak baik
menurut Agama islam (seperti menyiki orang lain, menggunjing, gossip, berkata
kasar dll.
HARI-HARI YANG HARAM DI PUASAI
Berikut adalah hari hari yang dimana hari itu haram berpuasa.
1.
Hari
raya Idul fitri ( tanggal 1 Syawal)
2.
Hari
raya Idul adhha (Lebaran rayagung) tanggal 10 Bulan haji
3.
Tanggal
11, 12, 13 Bulan haji (H+1, H+2, H+3 setelah Idul adhha)
Dan barang siapa yang melakukan
Hubungan inti (bersetubuh suami+istri) pada saat berpuasa/ siang hari dengan
sengaja, maka mereka Wajib (Qodho) ganti
puasa pada Bulan berikutnya dan juga wajib denda (kiparat) Kiparatnya adalah memerdekakan Abid (budak) namun apabila tiak
ada abid, maka wajib berpuasa 2 bulan
non stop tanpa ada selingan (tanpa henti-henti)
namun apabila tidak kuat/tidak tahan berpuasa 2 bulan tanpa henti, maka
wajib sodaqoh makanan kepada 60 orang miskin satu mud per orang miskinnya. (
satu mud= satu kali Zakat fitrah)
Dan barang siapa yang meninggal ketika masih punya hutang
puasa Ramadhan (qodho) yang belum
lunas maka harus mensodaqohkan ahli warisnya perharinya satu
Mud/liter, jumlah Mud tergantung jumlah puasa yang di tinggalkan (bocor) nya,
yang di sebut Pidjah.
Adapun untuk Orang yang pikun
aki-aki/kakek (untuk lelaki),
nini-nini/nenek(untuk wanita), dan juga untuk Orang yang sakit (yang sudah
tidak diharapkan lagi akan kesembuhannya, apabila dia (oang yang pikun/yang
sakit) tadik kuat untuk berpuasa, maka
di wenangkan baginya (boleh tidak berpuasa) akan tetapi wajib bayar pidjah satu
Mud(liter) beras/hari yang tidak puasanya.
Adapun bagi seorang wanita yang
sedang mengandung/menyusui, apabila dia tidak puasa karena takut akan
berpengaruh kepada janinnya, atau takut air susunya hambar apabila berpuasa,
maka dipebolehkan tidak puasa, tapi wajib di qodho 9diganti puasanya di bulan
berikunya) dan juga wajib bayar kiparat (denda) satu Mud 9liter) per harinya.
Tapi jika tidak puasa karena takut
rusak dirinya sendiri 9karena sedang mengandung/menyusui) maka dia hanya wajib Qodho saja, tidak wajib
bayar kiparat. Atau ketika
bepergian jauh (tujuan/niat yang baik dan di perbolehkan
menurut hokum syara’/agama) maka dia boleh tidak berpuasa, akan tetapi wajib di
qodho.
Komentar
Posting Komentar