tokoh Agama Islam Kampung Cicariu desa Ciroyom kecamatan Cipeundeuy Bandung Barat

K.H Achmad Munawwar Bersama Istrinya Hj Nurul millah, pemimpin Pondok Pesantren AL-Munawwaroh kampung Cicariu desa Ciroyom kecamatan Ci peundeuy Bandung Barat

KH Ahmad Munawwar pondok pesantren al Munawwaroh


Kampung CiCariu terletak di dusun Ciroyom, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat IndonesKampung Cicariu terdiri dari 2 Rt (Rt 18, Dan Rt 19) dan terdiri dari satu Rw (Rukun Warga), Berpenduduk Kurang lebih sekitar 169 Rumah/ Kepala Rumah Tangga ( atau sekitar 963 Orang  penduduk), dengan berpencaharian bercocok tanam/tani/berkebun, Kuli/Buruh/Kasar, mengojeg, Berternak, tapi ada juga yang jadi karyawan, dan tidak sedikit juga yang merantau ke Kota, dan luar Pulau.Dan terkadang juga Para penduduk selalu menjual hasil panennya ( hasil pertanian, buah-buahan dan peternakan Mereka) kadang mereka jual sendiri dengan berkeliling kampong tetengga, ada juga yang mereka jual ke Bandar/pengepul/penadah, dan bahkan mereka jual ke Pasar tradisional plered (pasar Plered terletak di daerah Purwakarta Jawa Barat. (dari kampong Cicariu Ke Pasar Plered menempuh Jarak kurang lebih sekitar 13.KM, tarif Ankutan Rp 5000 sekali jalan, atau Ojeg Rp 15.000, Di kampung cicariu Terdapat sebuah Masjid jami’ Majlis ta’lim, dan Pondok Pesantren AL-MUNAWWAROH. Nama Al-munawarroh Sendiri di ambil dari Nama Seorang Kiyai pendirinya yaitu (KIYAI HAJI) K.H  ACHMAD MUNAWWAR GUFRON yang lebih akrab di sapa/dipanggil  K.H Munawar, Beliau putra ke tiga  dari Pasangan H.Ece sodikin, dan HJ Quraisyin, H munawwar sendiri sehari-harinya berpropesi sebagai petani, dan memiliki beberapa hewan ternak piaraannya (ayam, bebek,blibis kambing dll) sebagai mana umumnya penduduk kampung sekitar, H.Munawwar  sejak kecil bercita-cita ingin menjadi seorang Prajurit (ABRi) TNI AD bahkan beliau sempat mendaftarkan diri untuk menjadi Prajurit TNI namun sang Ibunda HJ Quraisin tidak merestuinya, karena ibundanya menginginkan anaknya (K.H Munawwar) menjadi pejuang di jalan Alloh untuk menyebarkan Agama Islam. Dan Beliaupun memulai belajar Ilmu Agama islam di Salasatu Pesantren di Kawasan Buni Sari Bandung Bersama kakaknya (H.Hidayat) namun kakanya Belajar Ilmu agama Islam sembari manjadi Buruh di pabrik Textil Ternama di Kawasan sekitar itu. Beberapa tahun Kemudian Beliau melanjutkan Memperdalam Ilmu agama Islam di Kawasan Plered Purwakarta, kawasan plered sendiri terkenal dengan nama Tempat nyantri tempatnya para ULAMA/Kiyai,seperti beberapa Pesantren yang sudah terkenal (Sempur keratin, Legok, Cihamerang, Tegal tengah, Cibolang) dari semua pesantren yang terdapat di Daerah Plered ada yang Pesatren khusus Untuk Santri Lelaki saja, Ada juga yang khusus untuk Sntri Wnita saja, dan ada juga yang Pesatren Untuk Semuanya. Hingga akhirnya Beliau menikah dengan HJ Nurmillah Gadis anak Bungsu anak ke 6 dari pasangan H.Achmad bin Walun dan HJ Siti Saodah Binti Karyan Santriawati kelahiran Subang, dan  langsung bermukim di Kampung Cicariu (tanah kelahiran Beliau) dengan berbekal memahami Ilmu Nahwu, sorop, Piqih, manteq, bayyan, Tauhid, tasauf dan sebagainya maka beliau Insya Alloh dapat menggali makna dari Kitab-kitab karangan Ulama terdahulu yang sering di sebut Kitab kuning, dan Juga tafsir AlQuran (Jalallaien) yang telah beberapa kali di terjemahkan ke bahasa arab Oleh Ulama-ulama terdahulunya.  Beliau mampuh menyebarkan/mengajarkan Ilmu-ilmu Agama Islam tanpa tanda jasa dan tanpa Imbalan. Pada tahun 1970.M beliau mendirikan sebuah Masjid dengan bergotong Royong Masyrakat kampung tersebut, yang menyumbangan tenaga dan Hartanya tanpa memungut sumbangan dari penduduk Luar Kampung tersebut, meskipun terdapat banyak para Mustami’ (audiens) dari penduduk Luar kampung tersebut, seiring dengan perkembangannya Zaman beliau sering kali di datangi para Tamu yang hanya sekedar bersilaturrahmi, Berkonsultasi tentang Masalah Agama, dan bahkan hanya mengalap Berkah dengan meminta di Doakan oleh Beliau, dari mulai masyrakat menikah, mengandung, melahirkan, sunatan, kematian (tahlilan)  dan lain-lain tak terlepas meminta bantuan beliau untuk memimpin Doa, acara, dan lain-lain yang berhubungan Dengan Agama. K.H Achmad Munawwar sering kali mengisi tausiyah/ceramah di berbagai daerah sekitar kabupaten Bandung Barat, dan daerah Kabupaten Purwakarta bahkan sampai Cianjur, selain sangat di segani dan di hormati, Beliau juga sangat terkenal sederhana, santun dan tegas. Pada tanggal 01 September 2011 (h+1 Idul fitri1432H) Beliau menutup usianya yang ke 69 Tahun dan meninggalkan Istri serta 8 Putra, dan 3 Putri. setelah bertahun-tahu mengidap komplikasi penyakit, dan beberapa kali sembuh dan kambuh,  beliau sempat di Rawat di beberapa Rumah sakit Daerah Bandung seperti RS Hasan sadikin, RS cimahi, dan Clinik Cikalong Wetan dll

Setelah beliau Wafat,  bukan saja Kampung Cicariu, dan Desa Ciroyom yang berduka, namun seluruh Masyarakat Duniapun berduka karena seorang Ulama telah meninggalkan Dunia ini, itu artinya kiamat sudah sangat dekat dengan di ambilnya satu persatu orang yang paling paham (Cendekia) akan agama Islam. Namun saya masih bisa merasa lega dan sangat Bersyukur karena masih ada Putra pertama beliau H. Asef Abdur Raffy yang akrap disapa H.Asef. H.Asef belajar ilmu Agama Islam di Beberapa Pesatren yang paling Legendaris di Tanah Jawa seperti Pelamunan Banten, Kadu kaweung, dan beberapa Pesantren di daerah Garut, Jawa timur dan Plered Purwakarata. Denngan berbekal Ilmu-ilmu agama dan Bahasa Arab yang pasif dia  pernah menjadi TkI di Hotel Madinah dengan sampingan mengajar Ilmu agama beberapa mahasiswa disana meskipun bukan di Universitas namun beliau sudah mengajarkan ilmu-ilmu Agama islam sejak usianya Remaja.

H.Asef dinikahkan dengan Putri Gurunya menimba ilmu di daerah Plered Purwakarta, dan bermukim Di Cicariu atas permintaan k.H Ahmad munawwar (ayahnya), meskipun sebenarnya H.Asef lebih menginginkan membangun dan menyebarkan Ilmu Agama islam Di daerah Mertuanya/plered purwakarta, namun demi berbakti pada Orang tua, dan Masyarakat sangat membutuhkannya. Maka beliau membangun Rumah tangga dan mengabdikan pada agamanya di kampung Cicariu. 100 hari setelah KH Ahmad munawwar wafat maka H.Asef pun menyusul ayahandanya tercinta Ke Rahmatulloh, H.asef Wafat di peringatan hari ke 100 KH Ahmad munawwar, dengan meninggalkan se orang istri dan 2 orang anak Duniapun Kembali berduka karena Bumi ini telah kahilangan pakunya dunia (cendekia agama), dan H.asef dimakamkan berdampingan/sebelah Makam KH ahmad munawwar. memang di jaman sekarang susah mendapatkan seorang tokoh Agama islam yang benar-benar berjuang menyebarkan agama islam membangun akhlakul karimah (akhlak yang mulia dimata manusia maupun menurut agama/tuhan) tanpa pamrih tanpa berharap apapun selain keridhaannya Alloh taa'ala. beliau bukan saja di takuti namun juga di segani, dan ijin Alloh beliau selalu mempuh mencari jalan keluar/solusi terhadap permasalahan kehidupan penduduk sekitar dan siapapun yang ingin berkonsultasi.

Yang paling menyedihkan adalah tidak adanya penerus perjuangan 2 tokoh agama islam tersebut, dulu waktu KH munawwar masih sehat beliau pernah menunjuk Haji Ridwan penduduk kampung sebelah (kampung ciLeutik) untuk menggantikan KH munawar apabila beliau berhalangan,  Namun H.Ridwan meminta bergiliran dengan H.asef untuk mengisi ceramah jum’atan, dan khotbah H.Ridwan juga sudah tidak di ragukan lagi tentang pengetahuannya dalam ilmu agama islam, namun setelah Kh munawar, dan H.Asef wafat banyak bermunculan penduduk yang asal-asalan menjadi Ustazd, meskipun berpengetahuan sangat minim, dan sampai sekarang tidak ada yang bisa menggantikan 3 Tokoh Agama di Daerah Itu (KH Munawwar, H.Asef abdurRaffy dan H. Rizdwan).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama Nama Bulan Dalam Agama Islam

“Abdi” Bahasa Sunda ( Warga Negara )

Cerita Dewasa Aku dan ibu kost ( life stories )