Dunia Kerja Memang sangat Keras namun tergantung kita menyikapinya

Huft seakan saya menulis apa yang saya rasakan dan apa yang menjadi unek-unek saya keluarkan saya muntahkan semuanya, saya sendiri tidak tau apakah ini sama hal nya saya mengeluh, atau saya tidak setuju dengan jalan takdir ini, yang saya tau setiap kali saya punya unek-unek perasaan yang selama ini saya pendam di dalam hati sanubari+benak saya, saya curahkan melalui Blog saya ini.
Saat ini saya memilki beberapa masalah pribadi saya, yang dimana salahsatunya adalah masalah Karier (masa depan saya). Saat ini saya bekerja di sebuah Caffe Resto+ada Boutiquenya juga, jabatan saya di tempat saya meniti karier lumayan juga tidak sebagai pelayan/waiter, namun salary yang saya dapatkan basic UMR (upah minimum Regional) daerah tempat saya bekerja, meskipun dekat dengan Ibukota yang menjanjikan berjuta harapan. Sama saja dengan pegawai biasa yang bekerja (maklum lah untuk orang yang hanya memiliki ijzah SMU seperti saya, dari kampung lagi) dapat salary segini juga AlHamdulillah. Tapi kan tidak salah juga jika saya berusaha mendapatkan yang lebih baik dari yang saya miliki saat ini karena saya tidak hanya berangan-angan semata , melainkan sembari berusaha “Ikhtiar” kata almarhum Ayahanda saya mah! Ya apakah karena selama ini saya selalu berteman dengan orang-orang hebat kuliahan dan berkarier sangat mapan dan selalu berpola hidup yang begitu mewah dan royal.
Kalau sayamah tidak muluk-muluk hanya saja bisa menabung sedikit saja itu sudah lebih dari cukup, namun selama kerja di tempat saya sekarang ini hanya bisa tutup lobang gali lobang saja (koreh-koreh Cok “bahasa Sunda”) yah uang yang saya miliki kadang sudah habis sebelum Gaji saya terima, kadang saya harus bongkar celengan yang isinya hanya uang recehan, dulu saya selalu pinjam uang tips yang di kumpulkan di tempat kerja kami, namun sekarang saya sudah tidak pinjam-pinjam lagi (semenjak atasan saya menegur saya dengan kata “enak aja kamu sudah di gaji gede masih saja ngutang uang tips” padahal gajih dia mungkin 3, 4x lipat gaji saya, namun alangkah lebih baik jika berkata seperti itu jangan di depan teman-teman kerja saya,  , kadang saya juga merasa malu jika setiap kali saya pulang setiap bulan hanya mengasih 200, 300 ribu saja tidak pernah lebih, sisanya saya gunakan untuk biaya hidup saya selama di kota tempat kerja saya, walau kadang tidak cukup, namun saya tidak punya siapa-siapa jadi saya harus pandai mengelola uang pribadi saya.
Saya bekerja di tempat saat ini hampir 1 tahun namun alhamdulillah saya mampuh membeli sebuah Laptop yang lumayan murah yang selalu setia menemani saya kapanpun saya mau Curhat dia akan selalu setia menjadi teman saya, sisanya saya tidak punya apapun yang saya miliki. Selain pakaian yang saya kenakan dan saya simpan rapih di lemari kosan saya. Terkadang ketika merenung hati ini selalu menjerit, namun sebuah jeritan dan tangisan tidaklah akan merubah hidup saya, saya harus berusaha berusaha dan berusaha, namu apakan masih ada di luar sana yang mau menerima saya yang sudah berusia >25 tahun?? Dan apakan ada yang mau memberikan pekerjaan yang bisa memberi waktu saya untuk sholat terutama sholat jumatan?? Selama ini saya selalu berdoa pada Tuhan agar saya di berikan Rejeki yang Halal barokah bermanfaat dan baik, saya tidak pernah meminta pekerjaan yang bagus, ataupun gaji yang besar, karena rejeki bukan dari pekerjaan/gaji namun Tuhan maha kaya dan maha kuasa dia dapat membariku Rejeki darimanapun dan kapanpun. kalo saya bisa memilih saya mau hidup di kampung kelahiran saya biarpun usaha kecil-kecilan ataupun kerja dengan gaji pass-pasan. Namun kehidupan telah di goreskan jaln takdirnya masing-masing. Karena hidup ini perjalanan bukan pilihan, kalo ada jalan kita bisa berjalan, tapi kalau tidak ada jalan kita tidak bisa meneruskan perjalanan kita meskipun memilih tujuan.
Dulu saya pernah nekad mencari pekerjaan sesuai keinginan sendiri, hasilnya hanya nganggur berbulan-bulan dan jadilah pengangguran tingkat dewa, kalau saya mencari pekerjaan sambil bekerja saya tidak punya cukup banyak waktu untuk memenuhi panggilan interview atau mencari lowongan kerja lainnya.
Saya merasa nyaman meskipun saya merasa kerja saya kurang maksimal, namun saya dapat mengambil banyak pelajaran dari orang-orang yang di atas saya, cara mereka berpikir, berbicara dansebagainya.
Yang lebih membuat saya lebih stres lagi adalah sekarang di tempat kerja saya sangat berantakan, mulai dari menejement komunikasi dan hampir semua karyawan semuanya, kurang akur, entahlah saya juga tidak mengerti apalagi orang lain!!
Tapi tetap saja saya merasa inilah tempat kerta terbaik bagi saya saat ini. karena bagaimanapun saya merasakannya dan menikmatinya!

Padahal pemilik di perusahaan tempat say bekerja insya Alloh orang yang baik (hanya Tuhan yang mengetahui isi hati seseorang). Tapi bukan berarti orang yang baik akan selalu baikpula kehidupannya, namun tuhan mencintai hambanya dengan berbagai caranya, ada yang di uji terus menerus, atau dengan cara lain wallohua’lam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama Nama Bulan Dalam Agama Islam

“Abdi” Bahasa Sunda ( Warga Negara )

Cerita Dewasa Aku dan ibu kost ( life stories )