Sungguh Tak penting
Saat aku kembali ke Bandung aku kira takan kembali lagi ke Batam. Yah Betapa banyaknya yang aku dapatkan di Batam ini. Aku mendapatkan banyak pengalaman, banyak wawasan, banyak teman/kenalan dan sedikit sahabat. Dari dulu aku selalu ingin membangun kehidupan, lebih tepatnya menghabiskan masa hidupku ke depan di kampung halaman saja.
Namun manusia hanya bisa berencan, berharap, dan meminta, tuhan jualah yang mengabulkan semuanya! Akupun kembali ke Batam untuk yang ke 3 kalinya.
Kenapa Harus Batam, padahal ada juga tawaran di Samarinda, dan di Bangka, yah aku memilih Batam karena aku menguasai lapangan, memiliki sahabat yang baik. Dan . . . . . . . .
Setiap ku berdoa ku selalu menyematkan nama Sahabatku semoga selalu dalam lindungan dan kebahagiaan. Yah hanya itu yang bisa aku beri untuk Sahabatku yang paling baik, karna aku tidak bisa membalas semua kebaikannya biarlah Robb yang membalas dengan sebaik baiknya pembalasan yang berlimpah.
Aku bertekad untuk tetap di Batam selama mungkin sampai semua asa terjawab. Meskipun lama tak mengapa menunggu lama tak masalah toh hari hariku di isi sahabatku yang menghapus semua lelah hati dan rasa stress. . .
Aku juga banyak belajar dari hidupnya dan pengalamannya juga ilmunya karena dia selalu mau berbagi denganku apapun itu. Hanya aku saja yang tidak pernah berterima kasih.
Namun sebagai manusia aku selalu ingin maju dan dapat yang terbaik yang bisa ku wujudkan. Ketika ada kesempatan datang aku kejar meskipun harus Meninggalkan semuanya meskipun untuk sementara.
Dan hari ini tibalah masa itu.
Perpisahan memang menyakitkan, tapi lebih menyakitkan lagi jika kesempatan aku abaikan.
Ah semuanya tidak penting, yang penting kita berusaha selalu agar mendapatkan dan memberikan yang terbaik,
keluargaku adalah Bumi yang telah ku pijak semenjak aku terlahir ke dunia ini.
Sahabat adalah Matahari yang selalu ku butuhkan agar aku tegar dan tumbuh. Yang selalu datang dan pergi.
Dan . . . Adalah Purnama yang selalu kurindukan untuk kupeluk dengan cahayanya yang melengkapi ke indahan Hidupku ini.
Namun manusia hanya bisa berencan, berharap, dan meminta, tuhan jualah yang mengabulkan semuanya! Akupun kembali ke Batam untuk yang ke 3 kalinya.
Kenapa Harus Batam, padahal ada juga tawaran di Samarinda, dan di Bangka, yah aku memilih Batam karena aku menguasai lapangan, memiliki sahabat yang baik. Dan . . . . . . . .
Setiap ku berdoa ku selalu menyematkan nama Sahabatku semoga selalu dalam lindungan dan kebahagiaan. Yah hanya itu yang bisa aku beri untuk Sahabatku yang paling baik, karna aku tidak bisa membalas semua kebaikannya biarlah Robb yang membalas dengan sebaik baiknya pembalasan yang berlimpah.
Aku bertekad untuk tetap di Batam selama mungkin sampai semua asa terjawab. Meskipun lama tak mengapa menunggu lama tak masalah toh hari hariku di isi sahabatku yang menghapus semua lelah hati dan rasa stress. . .
Aku juga banyak belajar dari hidupnya dan pengalamannya juga ilmunya karena dia selalu mau berbagi denganku apapun itu. Hanya aku saja yang tidak pernah berterima kasih.
Namun sebagai manusia aku selalu ingin maju dan dapat yang terbaik yang bisa ku wujudkan. Ketika ada kesempatan datang aku kejar meskipun harus Meninggalkan semuanya meskipun untuk sementara.
Dan hari ini tibalah masa itu.
Perpisahan memang menyakitkan, tapi lebih menyakitkan lagi jika kesempatan aku abaikan.
Ah semuanya tidak penting, yang penting kita berusaha selalu agar mendapatkan dan memberikan yang terbaik,
keluargaku adalah Bumi yang telah ku pijak semenjak aku terlahir ke dunia ini.
Sahabat adalah Matahari yang selalu ku butuhkan agar aku tegar dan tumbuh. Yang selalu datang dan pergi.
Dan . . . Adalah Purnama yang selalu kurindukan untuk kupeluk dengan cahayanya yang melengkapi ke indahan Hidupku ini.
Komentar
Posting Komentar