Amerika dan Orang-orang Amerika ( Warga Negara )



Dulu setiap kali mendengar kata Amerika atau orang Amerika (Bule). Yang ada di fikiran saya “wah hebat ya orang amerika” karena saya dari kecil suka menonton Hollywood Movie, semenjak ketularan sama tetangga saya (sekarang beliau sudah almarhum). Naluri saya sebagai anak-anak yang berimajinasi terkadang memang sering berkhayan suatu saat bisa merasakan kehidupan seperti di Film-film Hollywood yang tempatnya sangat modern indah. Padahal saat itu saya belum tau juga kehidupan di kota-kota di Indonesia seperti itu apa tidak? Karena saya belum pernah jaln-jalan ke kota. Atau hanya sekedar lewat saja juga tidak pernah.
Namu seiring berjalannya waktu banyak di kabarkan bahwa Amerika adalh musuh Islam terbesar, saya tidak tau apa maksudnya dan apa artinya, begitu banyak orang-orang menyebarkan blosur bertuliskan Ayo Stop membeli produk kafir, dan di situ tertulis beberapa logo produk amerika, yang aslinya saya hanya lihat di iklan, di kampung mana ada  pengkonsumsi produk-produk itu.
Bertahun-tahun saya dalam kebingungan kenapa banyak yang menyatakan Orang amerika jahat-jahat, sadis, pembunuh dan sebagainya “hah, seperti di film dong? Tapi kan di Film juga ada yang baiknya” itu kata saya jika melihat spanduk ayo stop membeli produk Amerika.ah saya masa bodoh, memang kebanyakan Orang indonesia itu masabodoh jika bukan keluarganya yang di rugikan.
Tapi memang saya sangat menyukai film-film Hollywood, asli banget ceritanya, terus mirip kisah nyata “sok tau”.
Namun setelah saya dewasa saya memulai ber gentayangan di perkotaan karena mencali Lembaran demi lembaran Uang yang begitu banyak orang jadikan Tuhan. “uang adalah segalanya’ atau ‘ada uang abang sayang, tidak ada uang abang tendang” namun kata guru ngaji saya “ilmu menjaga kamu dan kamu menjaga harta/uang” begitu banyak cerita, kata-kata bijak dan lain sebagainya tentang uang seakan mengalahkan tentang Cinta.
Membahas tentang Amerika dan orang-orangnya, memang saya belum pernah ke Amerika “semoga saja suatu saat saya bisa ke amerika” amin. Namun saya sering sekali menghabiskan waktu dan uang untuk membeli Novel terjemahan saya jadi tau kehidupan di Amerika, terlebih lagi Novel yang di angkat dari kisah nyat. Lama kelamaan dunia semakin Modern jadi saya selalu melihat tentang kehidupan di Amerika dan negara-negara maju lainnya melalui Internet (ya Di warnet).
Ternyata selain banyak negativenya di Amerika (barat) banyak juga positifnya. Seperti pada saat owner di perusahaan tempat saya bekerja beliu mmberikan sebuah sminar kepada para karyawannya yang beliau anggap partner bukan karyawan. Beliau mengatakan “saya punya kenalan, anaknya masuk sekolah di amerika dengan bahasa ingris yang minim, pada saat itu dosennya menyuruh semua muridny untuk menceritakan tentang kehidupannya bersama keluarganya masing-masing dengan bahasa Ingris, namun anak itu mendapat nilai excelent dari sang dosen itu, mengetahui kejadian itu ayah si anak itu mendatangi dosennya dan menanyakannya kenapa anaknya di beri nialai excelent, sedangkan anaknya itu bahasa ingrisnya sangat minim jadi anak itu menulis cerita dengan bahasa ingris yang susah di artikan atau di baca (mungkin tidak nyambung)’ lalu si Dosen itu bertanya anda dari mana?
Si yah anak itu berkata “Indonesia”
“oh pantas saja, di negara kami tidak menilai seseorang dari baik buruknya hasil, tapi dari seberapa kemauan untuk belajar dan berusaha. ternyata si dosen itu menilai anak itu dengan memberikan motivasi agar tetap semangat meskipun dengan kekuranganya bukan berarti harus berhenti, tapi harus lebih di gali lagi potensi dirinya. Dan ternyata benar anak itu sekarang telah menjadi orang hebat dan sukses” kata owner saya sambil tersenyum.
Beberapa tahun terakhir ini saya mempunyai teman sebut saja JR dia berkebangsaan Amerika meskipun ibunya asli Indonesia, dan ayahnya bekerja di Kedutaan Amerika untuk Saudi arabia. alhamdulillah dia muslim sekeluarga “isnya Alloh semoga mereka selamat dunia akhirat”. Kami memang jarang bertemu (kopi darat), namun ke canggihan Dunia membuat kami tidak putus komunikasi, tentu saja meskipun saya hanya sedikit sedikit paham english. Untung saja teman saya itu bisa berbicara bahasa Indonesia, meskipun saya harus berfikir sejenak untuk mencernanya kata yang dia ucapkan. Dia selalu menceritakan kepada saya tentang kehidupan Islam di Negaranya (Amerika), pengalaman dia selama kuliah di Amerika. ternyata sama saja seperti di Indonesia, namun disana lebih baik mungkin karena negara maju dan sekarang memang Islam sudah banyak di akui di berbagai Negara maju seperti Amerika, Ingris Itali dan lainnya.
Menurut  orang Buletermasuk teman saya JR.  jika mereka di tanya kenapa suka Indonesia maka mereka akan menjawan “indah, murah, orangnya ramah-ramah dan tenang” kadang saya ingin menertawakan mereka (Bule) setiap kali menjawab seperti itu,  jika di tanya. Menurut saya sesuai pengalaman saya di beberapa kota yang pernah saya mencari lembaran demi lembaran kertas mulia seperti Semarang, Batam, Bandung Jakarta dan tangerang, sepertinya para costumer yang bertemu dengan saya itu yang memang ramah dan menyenangkan 7 dari 11 orang adalah orang Bule di bandingkan dengan orang pribumi. Di sini saya bulkan mengagungkan orang Asing namun pada kenyataannya memang bagitu. Dan saya mensurpai beberapa teman kerja saya juga memang benar itu. Meskipun demikian saya juga bangga dengan Negara Indonesia karena bagaimanapun juga semuanya Ciptaan dan kekuasaan Robb sang pencipta alam semesta beserta seluruh isinya Harus kita syukuri.
Lalu kenapa kiat harus memusuhi orang yang sama sekali bersahaja dengan kita? Bukankah agama kita tidak mengajarkan begitu. Kalau masalah Dosa kebebasan free seks itumah memang sudah merajarela bukan saja di Luar negeri seperti Amerika dan sebagainya di Indonesia juga tidak kalah banyaknya mulai dari yang ecek-ecek (murahan) sampai yang excutive (paling mahal). Lalu kenapa kita tidak membenahi Negara kita sendiri saja dulu sebelum Negara orang lain.
Bukankah musuh paling besar yang harus kita perangi adalah diri kita sendiri (Nafsu), alangkah lebih baik jika kita membentengi diri kita dan generasi tunas bangsa ini dengan Iman dan taqwa, dengan ajaran-ajaran Agama agar kita semua mengakui, meyakini akan Adanya Tuhan yang maha mengetahui, dan kita akan mempertanggung jawabkan semua yang kita perbuat selama Hidup di Dunia.
Saya selalu heran dengan Orang-orang yang selalu berpola fikir salah, melihat kekurangan orang lain, tanpa bercermin diri (seperti saya sendiri) Jika kita memang benar-benar mencintai Negara kita maka selamatkanlah generasi muda bangsa didik mental, akhlak dan pola fikir mereka dengan landasan Iman keyakinan yang Positif. Bukan membiarkan sebebas mungkin melakukan apapun terserah, membiarkan main Game sepuasnya, membiarkan jalan-jalan di mall sesukanya, membiarkan anak-anak menghabiskan waktu luangnya dimana saja, kapan saja yang mereka mau.
Kita harus mencontoh dari Negara-negara maju seperti Amerika dan lainnya baik itu dari segi Kebaikannya seperti kebersihan kotanya, Hukum yang tegas, Rokok tidak di jual bebas, sekolah murah, kertas di subsidi pemerintah agar harga buku-buku murah, bebas macet dan lain sebagainya.Maukah pemerintah  menconteknya? Bukankah negara kita negara yang hebat dan besar?? Lalu bagaimana dengan Orang-orangnya dan para pemerintahannya?
Saya menulis artikel ini bukan hanya sebatas tulisan saja, namun hasil dari berbagai sumber termasuk orangnya langsung, Internet dan lain sebagainya.
Mari sahabatku semuanya janganlah kita hanya Diam, dengar, duduk, tapi beraksi!! Demi kejayaan Negara Indonesia untuk anak cucu kita kelak.
Lupakan pribahasa “Tak kenal maka tak sayang” ganti dengan “tak kenal maka harus kenal” semoga bermanfaat ya tulisan saya ini selebihnya silahkan klik  www.faridcicariu-iip.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama Nama Bulan Dalam Agama Islam

“Abdi” Bahasa Sunda ( Warga Negara )

Cerita Dewasa Aku dan ibu kost ( life stories )