Belajar Hidup Dari Orang Amerika ( life stories )


Assalamu alaikum, Hai Agan and Sista!  Tidak usah berpanjang lebar. Sayailangsung saja ke hal yang akan saya bahas sekarang ini, yaitu seperti “Belajar Hidup dari Orang Amerika/Bule”Sebenarnya judul yang lebih tepat adalah Belajar hidup dari Teman/Orang lain di sekitar kita, namun saya ambil judul di atas itu biar saya merasa termotivasi dan sedikit menarik juga judulnya He he he he.
Seminggu setelah Lebaran Iedul Fitri, saya janjian bertemu dengan teman lama saya, entahlah benar teman atau Bukan? Kami hanya bertemu beberapa kali saja di Masjid saat sholat taraweh, dan hanya berbincang sekali saja itupun saat kami melakukan itikaf semalaman suntuk bersama penduduk dimana saya nge Kost di daerah itu. Katanya dia memang berkewarga negaraan Amerika, meskipun Ibundanya orang Sunda, dan ayahnya berkebangsaan Jerman namun telah menjadi warga negara Amerika. Namun setelah itu, setahun lebih kami tidak pernah bertemu, hanya saja dunia sudah Modern jadi kami tetap komunikasi barter cerita kehidupan, agama, sahabat, dan sebagainya melalui jejaring sosial. Padahal waktu itu kami sempat tukeran no Handphone, namun kami belum pernah saling telphone (mungkin karena bukan Cewek kali ya, jadi saya juga aneh kalo nelphone mah), di tambah lagi sya juga tidak tau perbedaan waktu Indonesia-Amerika, bisa-bisa saya nelphone dia lgi asyik tidur, atau sedang belajar. Kan bisa Gawat. namun dia sempat SMS sama saya saat dia mau kembali ke Amerika untuk melanjutkan sekolahnya “waktu liburannya sudah habis”.
Ramadhan tahun ini juga dia ke Indonesia untuk mejalankan Ibadah Puasa di Indonesiamungkin tinggal di tempat saudaranya di Bintaro. Kebetulan saya tidak tau dimana Rumahnya dan siapa saudaranya? katanya sih dia menjalani Ramadhan di Indonesia sekalian magang di Kedubes Amerika untuk Indonesia, tapi sampai Hari lebaranpun saya belum pernah sempat bertemu dengannya. Pada saat saya ajak dia makan di daerah Bintaro, ya dia setuju “iya sekalian ngobrol-ngobrol saja”katanya.
Memang saya paling suka berbicara dan suka juga mendengar, apalagi tentang kehidupan orang lain, bukankah banyak ngobrol sama orang pintar ataupun baik membuat kita ktertular kebaikan juga! “amiin”.
Karena Saya biasa makan di tempat pinggiran jalan (emperan), saya ajak teman saya yang Bule itu makan di tempat biasa saya makan, sebenarnya ada sedikit cemas aja sih ngajak dia makan di tempat biasa saya makan, memang bersih sih tempatnya, cuman dianya mau gak? eh dia mau! Sudah saya duga, dia orangnya memang baik sama semua orang, semoga saja dia selalu di beri kebaikan dimanapun berada bersama keluarganya juga (alhamdulillah semua teman saya kebanyakannya baik terhadap semua orang, hanya saja saya yang belum bisa berbuat baik untuk semua orang seperti teman-teman saya). Saat temen saya sudah pulang kerjanya dia Line saya, kalau dia sudah pulang kerjanya dan otw ke Bintaro. Sebenarnya kami janjian makan rame-rame kebetulan saya akan mengajak beberapa teman saya yang mau ikut, namun berhubung si Bule teman saya itu telat 2 jam, karena ada urusan ngopi-ngopi sama Bossnya, jadinya hanya tinggal saya sendirian L.
Kami bertemu di daerah Bintaro, dia turun dari Mobilnya dan menyuruh supirnya pulang membawa Mobil, karena saya sendirian jadi kami satu motor saja. Kami keliling Bintaro mencari tempat makan jajanan malam yang masih buka, padahal baru jam 9 malam tapi sudah pada tutup, apa kerana masih suasana Lebaran ya?. Dan kami pun berhenti di daerah Bintaro yang letaknya agak jauh dari tempat kami. alhamdulillah ternyata setelah keliling-keliling Bintaro masih ada yang Jualan makanan.
Sebenarnya saya tidak tau mau makan apa, karena saya sendiri bingun si Bule teman saya yang baik ini mau makan apa?, ya saya ngekor aja asal jangan makan Seafood. Dia terlalu mempercayakan ikut saya saja. Saaat saya tanya lagi mau makan dimana kita? Karena begitu banyak para penjual aneka makanan malam. Lalu dia berkata
“kita cari yang Rame pengunjungnya saja biasanya itu Enak”
Haha sama saja ya kebanyakan Orang berfikiran begitu, memang benar juga sih. Lalu kami cari tempat duduk yang rame pengunjung, dan memesan beberapa makanan. Kami bicara panjang lebar dan sangat lama saking asyiknya tidak terasa sudah jam 11 malam, sebenarnya kami masih asyik membahas cerita kami di tempat kerja masing-masing dan daerah tempat tinggal. Namun karena besok saya harus masuk kerja jam 9, dan mungkin dia juga harus bekerja besok.
“oh tidak, saya hari ini terakhir bekerja, besok sudah tidak bekerja lagi” kata dia menjelaskan dengan bahasa Indonesia yang kadang saya harus berfikir untuk mencerna bahasanya J, namun untuk orang Bule seperti dia yang tinggal di Amerika sangat bagus bahasa indonesianya.
Dan saya antarkan dia pulang.
Dari pembicaraan tadi malam itu sama Teman saya Bule itu ada beberapa yang selalu saya ingat mungkin ini kebaikan yang saya dapat dari Dia.
·         Dia berkata “kalau saya sudah punya Anak, anak saya harus memanggil kamu Om, dan kamu harus sering berkunjung ke Rumah saya untuk mengajarkan Anak-anak saya ngaji, Agama”
Lalu saya menjawab “amin, insya Alloh ya, tapi jika saya sudah menikah dan punya Rumah di kampung (Bandung) gimana”
“oh saya akan datang berlibur ke kampung kamu”
Indah sekali niat dan rencana si Bule ini ya Alloh saya terharu. Dia begitu menghormati dan menghargai saya dengan kepercayaannya, semoga Alloh mengabulkannya, dan memberi kami yang terbaik (di Dunia & Akhirat). Ku puji orang tua yang hebat dapat mendidik anak-anaknya menjadi pribadi sejalan dengan Agama, dan ku puji Alloh yang telah mengijinkan semua kebaikan dan ke muliaan menimpa kami, karena tanpa ada ijinnya semua takan pernah terjadi.
Komentar saya : dia berkata seperti itu kerana mungkin belum kenal siapa saya, karena sebenarnya saya juga kurang begitu ahli juga dalam ilmu pengetahuan Agama terutama mengaji. Namun itu seakan dorongan untuk saya agar lebih bisa di percaya lagi, saya harus memperdalam agama islam bukan saja karena untuk anak-anak dia, melainkan anak-anak saya juga, dan anak-anak lainnya. Benar bukan sama dia saja, melainkan sama orang-orang di sekitar saya termasuk saudara saya famili dan yang terpenting Robb.

·         Dia berkata  kalao tidak salah seperti ini :Saya pernah membaca sebuah Hadist yang artinya “seorang Muslim yang sendiri akan lemah dan akan mudah di bujuk syetan maka dia mudah terjerumus, dan seorang Muslim yang berteman akan semakin kuat dari godaan syetan” kira-kira seperti itu dia berkata. Dan pada pembicaraan inilah saya merasa tidak tenang, semenjak saya belajar Agama Islam, saya belum pernah mendengar ada Hadist ini, namu ini sangat benar dan baik sekali di jalani, karena saya sudah seringkali merasakannya, dan itu terbukti, saya sangat sedikit teman, dan saya tidak memiliki teman untuk diskusi masalah Agama di Bintaro ini, dan memang benar saya seringkali terjerumus ke Jaringan Syetan laknatulloh.

·         Selama dia Kuliah di Amerika dia memiliki 3 orang yang sama-sama Muslim, dan dia memang berbeda aliran, meskipun sama-sama muslim namun dalam beribadah berbeda, dan dalam keyakinanya itu memang masing-masing dan saling menghormati, bukan kah perbedaan itu Rahmat, saya saja selama ini jika ada teman yang berbeda dalam urusan Agama selalu sok paling Benar, Subhanalloh saya merasa ini Ceramah si Bule apa bukan ya? Kok dia mengenai kebiasaan Buruk saya dari tadi, alhamdulillah ya Robb kau telah mengirin si Bule untuk menegurku dari segala Dosa, agar aku tidak mendapatkan Azabmu yang sangat pedih.

·         Saat dia menceritakan kesehariannya di Amerika (karena saya yang bertanya, dan memintanya untuk bercerita) katanya dia  jarang keluar, hanya jika ada keperluan saja, dan dia alhamdulillah tidak terjerumus dengan kehidupan bebas layaknya anak Muda di Negara-negara baratseperti di Film (tidak usah di bahas sudah pada tau kan). Dan dia selalu berkomunikasi setiap hari sama mamahnya, agar dia selalu kuat menghadapi semua keburukan di sekitar.

Dan itu membuat saya ingat ibu saya di Bandung, yang telah lama tidak saya berkomunikasi dengannya. Ibu saya yang tanpa pamrih merawat dan mengasuh saya, padahal jarak bandung-jakarta sangat dekat di bandingkan dengan jarak Sahabat saya dengan Ibundanya yang hebat itu (Arab-Amerika). Saya selalu begitu banyak cerita tentang Ibunya si Bule teman saya yang begitu banyak mengajarkan segala kebaikan, yang membuatnya seperti itu yang saya kagumi (segala puji hanya pantas bagimu Ya Robb), lalu saya tidak mengingat bahwa saya juga seperti ini karena Doa, dan didikan Almarhum Ayahanda dan Ibu saya yang masih selalu menanti saya di Rumah (kampung halaman). Sudah lama ini saya tidak pernah menangis karena hal buruk yang saya lakukan, namun malam ini (hanya Robb yang tahu dan maha Tau).

Untuk sahabat pembaca Blog saya, saya rasa siapa anda, anda akan tau dari siapa teman anda, maka perbanyaklah teman yang mampu mencerminkan siap diri Anda, memperlihatkan kekurangan anda tanpa dia harus berkata. dulu Alamrhum Ayah saya (semoga Robb mengampuni segala dosa-dosanya dan menerima semua amla ibadahnya) ayah saya selalu berkata Carilah seorang Teman yang akan kamu jadikan seumur hidupmu dan setelah mati harus orang yang selalu memperlihatkan keburukanmu, bukan kebaikanmu tanpa dia mengatakannya sekalipun.
Sekian cerita saya emoga saja bermanfaat ya! Karena dimanapun kita bersama siapapun kita, jika Robb memberikan Hidayah (petunjuknya) maka kita akan selalu selamat dalam sikap hidup dan apapun itu. Namun dalam anak yang hebat pasti ada orangtua yang hebat juga, maka jadilah kalian semuanya Orangtua yang hebat. “Amin”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama Nama Bulan Dalam Agama Islam

“Abdi” Bahasa Sunda ( Warga Negara )

Kost kosan, kontrakan Murah daerah Bintaro