Nafsu yang Harus di Perangi ( Agama Islam )
Alloh telah
berfirman “Sesungguhnya telah kami tunjukan 2 jalan yang lurus”, maka barang
siapa yang mau mendapatkan 2 jalan lurus yang besar, maka dia akan selamat. namun
sedikit sekali yang mau melewati jalan itu, bukan karena tidak percaya atau
tidak tau. Namun karena mereka tidak bisa melawan Hawa nafsu yang ada pada
dirinya sendiri.
Karena mulia atau
tidak mulianya seorang manusia adalah dari dia mampu membersihkan diri dari
penjajahan atau perbudakan. Maka jangan pernah, seorang manusia mau memperbudak
atau di perbudak. Mau di jajah ataupun
menjajah. Bukan hanya penjajahan negara ataupun golongan suatu kaum atau
Komunitas saja, akan tetapi penjajahan dan perbudakan Hawa Nafsu, hidup selalu
mengikuti kemauan Hawa Nafsu bisa membuat martabat manusia berada di telapak
kaki orang lain, dan begitupun sebaliknya.
Marilah kita
membebaskan diri kita sendiri menjadi orang yang merdeka dari perbudakan hawa
nafsu. Wahai sahabatku, hawa Nafsu itu sangat mandiri, Nafsu selalu hinggap
dalam hati manusia tanpa pandang bulu, siapapun dia, hawa nafsu bisa saja
menggapainya, baik orang itu kaya, miskin, pintar, bodoh,pemerintah/raja,
rakyat, muslim, non muslim, bahkan
ulama/kiyai atau Nabi sekalipun dan siapa saja, nafsu bisa menghinggapinya.
Robb selalu
berpesan awas, awas hawa Nafsu. Lalu, Bagaimana apabila orang kaya jika di
hinggapi hawa nafsu? Orang kaya adalah orang
yang sering di hinggapi hawa nafsu, seperti dia ingin kaya di dunia dan di akhirat, maka itu sangat baik, namun jika orang kaya tidak
mensyukuri segala apa yang dia peroleh, tidak mengeluarkan Zakat, sodaqoh, bahkah kebanyakan Orang kaya tidak menyadari
bahwa seluruh harta kekayaannya dan apapun yang dia miliki itu adalah ujian
untuknya. Karena Kebanyakan manusia menganggap musibah, kemiskinan, kesedihan
adalah cobaan/ujian dari Robb, padahal Robb menguji iman seseorang dengan
segala hal, baik itu dengan ilmu, kekayaan, martabat, pangkat, istri, suami, anak, tetangga, teman, bawahan (anak
buah ataupun karyawannya) dan lain sebagainya, semua bisa jadi adalah ujian
bagi setiap manusia, karena suatu saat, dimana semua orang kelak akan di mintai
pertanggung jawabannya di Akhirat di hadapan Allohu Robb.
Bukan kah semua
manusia adalah pemimpin, dia harus memimpin segala angota tubuhnya seperti
mata, mulut, lidah, telinga, tangan dan lain sebagainya termasuk hati, untuk
selalu menjalankan kebaikan, atau menjalankan perintah Allohu robbana, dan juga
menjauhi larangannya. Maka dia akan di tanyakan soal kepemimpinananya,
bagaimana dengan manusia yang menjadi pemimpin se kampung, se kabupaten atau
bahkan se Negara?? Wallohu a’lam. Itu urusan mereka dengan Tuhan yang
menciptakan dan yang maha mengetahui.
Begitupun
dengan orang Pintar, baik pintar dalam bidang Agama ( Akhirat ), ataupun Pintar
dalam bidang Dunia. Karena sesungguhnya Ilmu itu Cahaya, maka harus bisa
menerangi dirinya dan juga orang lain,
jaman sekaranga begitu banyak orang yang memiliki pangkat yang tinggi dalam bidang Dunia, entah itu
karena ke pintarannya meraih hati rakyat yang memilihnya, atau hati guru yang
meluluskannya, atau karena uang yang berbicara, Agama Islam sangat melarang dan
mengharamkan suap menyuap karena yang menyuap ataupun yang di Suap semuanya
masuk Neraka. namun jika semua ternoda karena ada sejumlah Uang ( transaksi ) yang tidak di halalkan oleh
Agama, maka itu semua urusan mereka dengan Tuhannya, kita sebagai sesama
saudara se Agama hanya mengingatkan saja. jika kita tidak setuju dan tidak kuasa
mencegahnya maka cukupkan saja hati kita mengingkarkannya saja, agar suatu saat
nanti kita tidak di libatkan dengan urusan mereka itu di hadapan Tuhan. Namun apabila kita mampu mencegahnya, maka
itu lebih baik.
Ada juga,
bahkan semakin kesini semakin banyak orang yang mengaku, atau di kira pandai
dalam urusan Agama, ini yang paling
berat dan banyak pertanggung jawabannya di hadapan Tuhan, maka apabila dia
benar mengamalkan seluruh ilmu yang dia miliki maka insya Allohu robbana dia
akan menjadi manusia yang beruntung di dunia dan di akhirat sesuai janji Allohu
robbana. Namun apabila dia sesungguhnya tidak pandai dalam urusan agama, dan
dia selalu sok tau, mengaku tau dan selalu mengajari orang lain sesuai yang dia
tau, namun dia sendiri masih bodoh dalam urusan Agama, lalu dia sendiri tidak
mencari tau tentang ilmu-ilmu Agama yang dia sendiri belum tau, maka bersiap-siaplah
dia kelak harus mempertanggung jawabkan seluruh tingkah laku perbuatannya di
hadapan Allohu Robbana.
Seperti kata
Guru-guru Agama saya di Pesantren beliau selalu mengatakan Carilah ilmu dari
sejak kamu di lahirkan, sampai kamu di Kuburkan, karena tida akan pernah
habisnya ilmu di dunia ini, sesungguhnya tidak ada manusia yang di lahirkan
membawa ilmu, bahkan Nabi atau Rosul sekalipun di lahirkan tidak ada yang
langsung pintar, para Nabi dan Rasul belajar dari Malaikat Jibril, dan dari
Wahyu-wahyu Allohu Robbana. dan hanya milik Alloh yang maha pintar dan maha
Kaya segala apa yang ada di langit dan bumi. Bahkan Guru ngaji saya sudah
berusia sekitar 65 tahun menurut perkiraan saya, namun beliau masih saja
mendatangi pengajian untuk belajar ilmu agama, dan beliau juga suka belajar dengan membaca
kitab-kitab karangan Ulama terdahulu (Muthola’ah) padahal beliau selalu
berceramah di mana-mana, dan memiliki santri Ratusan di pesantrennya,
Subhanalloh.
Begitulah
Bedanya ilmu Agama, semakin banyak memiliki Ilmu agama maka dia semakin banyak
belajar, semakin Bercahaya wajahnya, Hatinya dan akhlaknya. dan juga dia tidak akan pernah berhenti untuk belajar dan mengamalkan
ilmunya sampai mereka meninggal. Karena ilmu yang bermanfaat akan selalu
menjaga manusia dimanapun dan kapanpun.
Bertanyalah
kepada ahlinya apabila kamu tidak
mengetahuinya, kebanyakan kita sebagai manusia yang tidak mengetahui segala sesuatu
itu, malas untuk bertanya, atau malu. Perlu di ketahui Nabi saja selalu
bertanya jika tidak mengetahui sesuatu kepada malaikat Jibril. Atau kadang kita
selalu menanyakan segala sesuatu kepada Internet, yang kebenarannya belum tentu
bisa di pertanggung ajawabkan.
Namun kesibukan
dalam Mencari kekayaan Dunia membuat kita tidak memiliki waktu untuk belajar
ilmu Agama, di tambah lagi peran Orang
tua yang tidak peduli dengan Agama yang mereka anut, tidak pernah mengajarkan
anak-anaknya tentang ilmu Agama. Hanya ilmu Dunia saja yang mereka terapkan
kepada Anak-anak Mereka karena itu menurut mereka untuk menentukan Masa
depannya kelak. Padahal dalam pepatah
Ingris juga mengatakan “Tranquility can be found when we are with god” kebahagiaan bisa kita temukan apabila kita
bersama Tuhan. Dan itu sangat cocok dengan ayat dari al Quran yang insya Alloh
artinya “hanya dengan mengingat Alloh maka Hati akan tenang”
Memang jika
Alloh telah menjadikan seseorang itu baik maka dia akan menjadi baik dan tidak
akan ada yang bisa merubahnya. Begitupun sebaliknya jika Alloh menjadikan
seseorang itu buruk maka akan buruklah dia, maka ayo kita memohon kepada Alloh
agar kita di jadikan orang yang baik dimata Alloh dan manusia. Karena Alloh
tidak akan merubah seseorang apabila orang itu tidak merubahnya sendiri.
Komentar
Posting Komentar