Pengembara yang berkelana di Hutan Belantara
saat ini aku sangat bimbang seakan tidak punya arah dan tujuan, bukan berarti aku hidup di hutan belantara yang tanpa membawa kompas.
namun aku sangat lemah dan tidak punya sikap, untuk menghadapi masa depan, dan orang-orang didalam masa depan saya saat ini.
aku tidak kuat dengan mereka yang selalu ataupun sekali berbuat baik, namun perasaan tidak enak ini kadang membuat saya dan orang lain terjerumus.
saya menyadari dari awal kalau di kerajaan itu seperti medan perang, mungkin tidak jauh berbeda dengan di dunia kerja.
saya juga perah mendengan pepatah dari seorang teman kerja dia berkata "Duni kerja itu keras" nmun selama ini saya tidak pernah mengerti apa maksud dan tujuannya?
saya masih ingat kata-kata almarhum ayahanda Saya, yang selalu mengatakan jangan pernah memasuki Istana, karena kamu tidak akan pernah duduk di singgasana, karena jika kamu masuk di sebuah istana dan tidak mendududki Singgasana, maka suatu saat kamu yang akan menjadi atau dijadikan Tahanan karena akan menjadi perang batin seumur hidup.
aku selalu bertanya kenapa harus aku yang menjalani semua ini? aku menyalahkan Takdir dan Tuhan seakan ini semua adalah kehendaknya yang memaksa saya seperti ini, padahal ini adalah keinginan saya sampai saya menjadi budak dan pengemis.
lalu wajarkan? manusiakah jika kita terus dijajah dan terlindas kemajuan Zaman?
namun aku sangat lemah dan tidak punya sikap, untuk menghadapi masa depan, dan orang-orang didalam masa depan saya saat ini.
aku tidak kuat dengan mereka yang selalu ataupun sekali berbuat baik, namun perasaan tidak enak ini kadang membuat saya dan orang lain terjerumus.
saya menyadari dari awal kalau di kerajaan itu seperti medan perang, mungkin tidak jauh berbeda dengan di dunia kerja.
saya juga perah mendengan pepatah dari seorang teman kerja dia berkata "Duni kerja itu keras" nmun selama ini saya tidak pernah mengerti apa maksud dan tujuannya?
saya masih ingat kata-kata almarhum ayahanda Saya, yang selalu mengatakan jangan pernah memasuki Istana, karena kamu tidak akan pernah duduk di singgasana, karena jika kamu masuk di sebuah istana dan tidak mendududki Singgasana, maka suatu saat kamu yang akan menjadi atau dijadikan Tahanan karena akan menjadi perang batin seumur hidup.
aku selalu bertanya kenapa harus aku yang menjalani semua ini? aku menyalahkan Takdir dan Tuhan seakan ini semua adalah kehendaknya yang memaksa saya seperti ini, padahal ini adalah keinginan saya sampai saya menjadi budak dan pengemis.
lalu wajarkan? manusiakah jika kita terus dijajah dan terlindas kemajuan Zaman?
Komentar
Posting Komentar